Contoh jurnal penjualan dan pertukaran aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetap dari penggunaan dilakukan dengan tiga cara — penghentian penggunaan (retirement), penjualan, atau pertukaran. Lihat juga: Sistem buku besar dan pelaporan keuangan (1)
Penghentian penggunaan berarti aktiva tetap tidak lagi digunakan dalam proses produksi, penjualan, atau pengelolaan kegiatan usaha. Lihat juga: Sistem buku besar dan pelaporan keuangan (2)
Penjualan aktiva tetap adalah penyerahan aktiva tetap kepada pihak lain dengan mendapatkan imbalan berupa kas. Baca juga: Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan
Pertukaran aktiva tetap berarti penyerahan aktiva tetap kepada pihak lain untuk memperoleh aktiva tetap baru. Baca juga: Akuntansi pajak tangguhan
Penghentian penggunaan aktiva tetap
Prosedur akuntansi terkait penghentian penggunaan aktiva tetap mencakup:
- Catat/akui beban penyusutan sampai dengan tanggal pelepasan.
- Hapus aktiva tetap dari pembukuan dengan cara:
- Mendebit akun akumulasi penyusutan, dan
- Mengkredit akun aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya.
Contoh jurnal penghentian penggunaan aktiva tetap setelah disusutkan penuh
Contoh jurnal pelepasan aktiva tetap setelah disusutkan penuh
PT Infocom menghentikan penggunaan printer komputer yang selama ini digunakan. Biaya perolehan printer itu Rp32.000. Akumulasi penyusutan pada saat penghentian penggunaan Rp32.000.
Ayat jurnal untuk mencatat dihentikannya penggunaan aset tersebut adalah:
Jika setelah biaya perolehan disusutkan penuh aktiva tetap masih digunakan, aktiva tetap itu serta akumulasi penyusutan terkait tetap dilaporkan, tetapi penyusutan tidak lagi dilakukan.
Contoh jurnal penghentian penggunaan aktiva tetap yang belum disusutkan penuh
Contoh jurnal penghentian penggunaan aktiva tetap yang belum disusutkan penuh
PT Tiga Dara membuang sebagian mesin angkut yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Biaya perolehan mesin-mesin itu Rp18.000, akumulasi penyusutan Rp14.000.
Jurnal untuk mencatat penghentian penggunaan mesin-mesin pengangkut tersebut adalah:
Kerugian pelepasan aktiva tetap dilaporkan di laba-rugi dalam periode terjadinya.
Penjualan aktiva tetap
Prosedur akuntansi penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
- Catat/akui beban penyusutan sampai dengan tanggal pelepasan.
- Hapus aktiva tetap dari pembukuan dengan cara:
- Mendebit akun akumulasi penyusutan, dan
- Mengkredit akun aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya.
- Bandingkan nilai buku aktiva tetap dengan hasil yang diperoleh dari penjualan.
- Keuntungan penjualan terjadi jika hasil yang diperoleh lebih besar daripada nilai buku.
- Kerugian penjualan terjadi jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada nilai buku.
Contoh jurnal keuntungan penjualan aktiva tetap
Pada tanggal 1 Juli 2018, PT DKI menjual perabot kantor yang selama ini digunakan seharga Rp16.000 secara tunai. Perabot kantor itu pada awalnya diperoleh dengan biaya Rp60.000. Hingga 1 Januari 2018, akumulasi penyusutan berjumlah Rp41.000. Penyusutan untuk enam bulan pertama tahun 2018 berjumlah Rp8.000.
Ayat jurnal untuk mencatat beban penyusutan parsial hingga tanggal penjualan adalah:
Dengan dibukukannya jurnal di atas, akumulasi penyusutan sekarang berjumlah Rp49.000 (Rp41.000 + Rp8.000) dan nilai buku aktiva tetap itu menjadi Rp11.000 (Rp60.000 – Rp49.000).
Karena hasil yang diperoleh dari penjualan (Rp16.000) lebih besar daripada nilai buku (Rp11.000), penjualan aktiva tetap ini mengakibatkan diperolehnya keuntungan sejumlah Rp5.000 (Rp16.000 – Rp11.000).
Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap dan mengakui keuntungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Keuntungan penjualan aktiva tetap dilaporkan sebagai komponen laba-rugi dalam periode terjadinya penjualan.
Contoh jurnal kerugian penjualan aktiva tetap
Pada tanggal 1 Juli 2018, PT DKI menjual perabot kantor yang selama ini digunakan seharga Rp9.000 secara tunai. Perabot kantor itu pada awalnya diperoleh dengan biaya Rp60.000. Hingga 1 Januari 2018, akumulasi penyusutan berjumlah Rp41.000. Penyusutan untuk enam bulan pertama tahun 2018 berjumlah Rp8.000.
Perhatikan, ilustrasi ini sama dengan ilustrasi sebelumnya, kecuali harga jual dalam ilustrasi ini adalah Rp9.000, bukan Rp16.000.
Jurnal untuk mencatat beban penyusutan parsial hingga tanggal penjualan juga sama dengan ilustrasi sebelumnya. Karena hasil yang diperoleh dari penjualan (Rp9.000) lebih kecil daripada nilai buku (Rp11.000), penjualan aktiva tetap ini mengakibatkan timbulnya kerugian sejumlah Rp2.000 (Rp9.000 – Rp11.000).
Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap dan mengakui kerugian yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Kerugian penjualan aktiva tetap dilaporkan sebagai komponen laba-rugi dalam periode terjadinya penjualan.
Pertukaran aktiva tetap
Pertukaran aktiva tetap bisa memiliki substansi komersial atau tanpa substansi komersial. Pertukaran aktiva tetap dikatakan memiliki substansi komersial jika arus kas masa depan berubah sebagai akibat dari pertukaran itu.
Perusahaan mengakui kerugian atau keuntungan yang timbul dari pertukaran aktiva tetap yang memiliki substansi komersial sebagai komponen laba-rugi dalam periode terjadinya. Jika pertukaran aktiva tetap tidak memiliki substansi komersial, perusahaan mengakui kerugian dalam periode terjadinya.
Contoh jurnal kerugian pertukaran aktiva tetap
PT Rano Karno (PT RK) menukarkan truk tua (biaya perolehan Rp64.000 dikurangi Rp22.000 akumulasi penyusutan) dengan sebuah truk baru. Terkait pertukaran itu, PT RK juga menyerahkan tambahan kas Rp17.000. Nilai wajar truk lama Rp26.000.
Berapakah keuntungan atau kerugian pertukaran aktiva tetap tersebut?
Pada saat pertukaran, nilai buku truk lama adalah Rp42.000 (Rp64.000 – Rp22.000). Nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan, yaitu Rp26.000, lebih kecil dari nilai buku, sehingga penyerahan aktiva tetap lama itu mengakibatkan timbulnya kerugian sejumlah Rp16.000 (Rp26.000 – Rp42.000).
Berapakah jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva tetap yang diterima?
Dalam transaksi tukar tambah seperti dalam contoh ini, biaya perolehan aktiva tetap yang diterima mencakup nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah kas yang diserahkan, atau sejumlah Rp43.000 (Rp26.000 + Rp17.000).
Bagaimanakah jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran aktiva tetap di atas?
Contoh jurnal keuntungan pertukaran aktiva tetap dengan substansi komersial
PT TIKI menukar peralatan pengangkut tua (biaya perolehan Rp40.000, akumulasi penyusutan Rp28.000) dengan peralatan pengangkut baru. Nilai wajar peralatan tua Rp19.000. PT TIKI juga membayar tunai Rp3.000.
Berapakah keuntungan atau kerugian pertukaran aktiva tetap tersebut?
Pada saat pertukaran, nilai buku peralatan pengangkut lama adalah Rp12.000 (Rp40.000 – Rp28.000). Nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan, yaitu Rp19.000, lebih besar dari nilai buku, sehingga penyerahan aktiva tetap lama itu mengakibatkan timbulnya keuntungan sejumlah Rp7.000 (Rp19.000 – Rp12.000).
Berapakah jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva tetap yang diterima?
Biaya perolehan aktiva tetap yang diterima mencakup nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah kas yang diserahkan, atau sejumlah Rp22.000 (Rp19.000 + Rp3.000).
Bagaimanakah jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran aktiva tetap di atas?
Contoh jurnal keuntungan pertukaran aktiva tetap tanpa substansi komersial
Jika pertukaran aktiva tetap mengakibatkan perusahaan memperoleh keuntungan, pengakuan keuntungan itu ditangguhkan dengan cara dikurangkan terhadap jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva tetap yang diterima. Pengurangan terhadap jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva tetap yang diterima berarti pengurangan terhadap beban penyusutan yang diakui pada periode-periode yang memperoleh manfaat dari aktiva tetap itu. Pengurangan beban penyusutan pada gilirannya berarti pengakuan laba-rugi yang lebih besar. Dengan kata lain, keuntungan pertukaran aktiva tetap dialokasi sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang diterima.
Dengan menggunakan contoh PT TIKI di atas, bagaimanakah jurnal untuk mencatat pertukaran aktiva tetap itu jika dilakukan tanpa substansi komersial?
Perhatikan, biaya perolehan peralatan baru sekarang diakui sejumlah Rp15.000 (Rp22.000 – Rp7.000).
Bagaimana jika aset tetap tersebut habis nilai ekonomisnya dijual dan memberi keuntungan. Dan terkena pajak pasal berakah atas keuntungan yang diterima tsb (Perusahaan kecil yang belum mengeluarkan PPN). terimakasih
BalasHapusNice contents ,thanks for providing this
BalasHapusPlease visit my website for free mock test
And daily current affairs
online quiz mart
Terima kasih Pak warsidi...tulisan ini sangat detail dalam penjelasannya...saya yang masih buta akutansi sangat terbantu pak .terima kasih.
BalasHapus