Brevet Pajak Online Unsoed

Biaya perolehan tanah
Biaya perolehan tanah mencakup seluruh biaya untuk memperoleh dan menyiapkan tanah sesuai tujuan penggunaannya. Biaya perolehan tanah biasanya mencakup:
PT ABC Manufacturing membeli real estate yang harga tunainya Rp100.000. Di atas tanah itu berdiri gudang tua yang harus diratakan karena tidak sesuai dengan tujuan penggunaan oleh PT ABC Manufacturing. Setelah dikurangi hasil penjualan sisa-sisa bangunan lama tersebut, PT ABC Manufacturing masih harus mengeluarkan dana untuk meratakan tanah sebesar Rp6.000 (biaya total Rp7.500 dikurangi hasil penjualan sisa material Rp1.500). Honorarium notaris sebesar Rp1.000 dan komisi perantara sejumlah Rp8.000 juga ditanggung oleh pihak PT ABC Manufacturing.
Berapakah jumlah yang harus dilaporkan sebagai biaya perolehan (cost) tanah dan bagaimana mencatat pembelian tanah tersebut?
Biaya penyempurnaan tanah
Penyempurnaan tanah atau perbaikan tanah adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan fungsi tanah sesuai tujuan penggunaan.
Contoh perbaikan tanah adalah jalan, tempat parkir, pagar, taman, dan alat penyiram air bawah tanah.
Perbaikan tanah disusutkan selama masa manfaatnya dan dilaporkan terpisah dari tanah (sebagai pos aset tersendiri dalam kategori aktiva tetap).
Biaya perolehan bangunan
Biaya perolehan bangunan mencakup semua biaya yang terkait langsung dengan pembelian atau pendirian bangunan.
Biaya pembelian bangunan bisa mencakup:
Biaya konstruksi bisa mencakup harga kontrak ditambah pembayaran-pembayaran untuk honorarium arsitek, IMB, dan penggalian (ekskavasi).
Biaya perolehan peralatan
Biaya perolehan peralatan mencakup semua biaya yang timbul dalam rangka pembelian dan penyiapan peralatan sesuai tujuan penggunaannya.
Biaya perolehan peralatan biasanya mencakup:
PT BBM membeli mesin produksi yang harga tunainya Rp50.000. Pengeluaran-pengeluaran terkait meliputi PPN Rp3.000, asuransi perjalanan Rp500, dan biaya instalasi dan pengujian Rp1.000.
Berapakah jumlah biaya perolehan mesin itu?
Pengertian penyusutan | Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap adalah proses pengalokasian biaya perolehan aset-aset berwujud menjadi beban (expense) secara sistematik dan rasional ke periode-periode yang diharapkan mendapatkan manfaat dari penggunaan aset-aset berwujud tersebut.
Penting untuk diperhatikan, penyusutan merupakan proses alokasi biaya, bukan penilaian aset. Penyusutan bisa diterapkan untuk penyempurnaan tanah, bangunan, dan peralatan, tapi tidak untuk tanah.
Penyusutan dilakukan karena kemampuan aset untuk menghasilkan pendapatan akan menurun selama masa manfaat aset.
Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam penyusutan aktiva tetap meliputi:
Metode penyusutan yang umum digunakan dalam praktik adalah:
Penjelasan dan contoh penerapan metode garis lurus, metode unit aktivitas, dan metode saldo menurun diberikan dengan ilustrasi kasus berikut.
Pada tanggal 1 Januari 2018, PT Oemar Bakrie membeli satu unit truk. Biaya perolehan truk itu Rp13.000, estimasi nilai residu Rp1.000, estimasi umur manfaat 5 tahun atau 100.000km.
Cara menghitung penyusutan garis lurus dilakukan dengan dua tahap:
Metode garis lurus menghasilkan jumlah penyusutan yang sama tiap-tiap tahun seperti ditunjukkan dengan tabel penyusutan berikut:
Contoh jurnal penyusutan dengan metode garis lurus yang dibuat pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
Perhatikan, beban penyusutan merupakan beban non-tunai. Akun yang dikredit dari jurnal penyusutan di atas adalah Akumulasi Penyusutan. Akumulasi penyusutan adalah kontra akun aset, disajikan di neraca (laporan posisi keuangan) mengurangi aset terkait. Akumulasi penyusutan merupakan akun real yang berarti saldonya diteruskan dan bersifat kumulatif ke periode berikutnya. Contoh penyajian aktiva tetap di neraca adalah sebagai berikut:
Metode unit aktivitas juga biasa disebut metode unit produksi (terutama untuk penyusutan mesin produksi). Cara menghitung penyusutan dengan metode unit aktivitas adalah sebagai berikut:
Besarnya penyusutan tiap tahun bervariasi tergantung pada aktivitas sesungguhnya sebagaimana diilustrasikan dalam tabel penyusutan berikut:
Contoh jurnal penyusutan dengan metode unit aktivitas yang dibuat pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
Perhatikan, besarnya penyusutan dengan metode unit aktivitas (Rp1.800) berbeda dengan yang dihasilkan dengan metode garis lurus (Rp2.400). Ingat, penyusutan merupakan beban yang dikurangkan terhadap pendapatan dalam penghitungan laba-rugi. Artinya, laba-rugi yang dilaporkan perusahaan sebagian dipengaruhi oleh metode akuntansi yang dipilih.
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan yang semakin mengecil dari tahun ke tahun selama masa manfaat aset. Metode saldo menurun yang sering digunakan adalah metode saldo menurun dua kali tarif penyusutan garis lurus (double-declining balance).
Sebagai contoh, jika aktiva tetap yang memiliki estimasi umur manfaat lima tahun disusutkan dengan metode garis lurus, tarifnya adalah 20% atau ⅕. Dengan demikian, tarif saldo menurun yang digunakan adalah 40%, diterapkan terhadap nilai buku pada awal tahun. Nilai residu, meskipun tetap diestimasi, pada awalnya tidak diperhitungkan dalam menentukan beban penyusutan.
Untuk truk yang dibeli PT Oemar Bakrie, penyusutan tahun 2018 dengan metode saldo menurun adalah Rp5.200(Rp13.000 × 40%).
Pada awal tahun 2019, nilai buku truk adalah Rp7.800, sehingga beban penyusutan tahun 2019 adalah Rp3.120 (Rp7.800 × 40%).
Prosedur yang sama terus dilakukan sampai dengan tahun keempat (sebelum tahun terakhir penggunaan aset). Pada tahun kelima (2022), beban penyusutan dihitung dengan mengurangi nilai buku awal tahun (Rp1.685) dengan estimasi nilai residu yang ditetapkan pada saat perolehan (Rp1.000), sehingga beban penyusutan tahun 2022 adalah Rp685. Dengan demikian, pada akhir tahun kelima, nilai buku aktiva tetap sama dengan nilai residu.
Contoh jurnal penyusutan tahun pertama adalah:
Dengan membandingkan tiga metode di atas terlihat bahwa:
Dari gambar terlihat:
Meskipun demikian total beban penyusutan selama umur manfaat aset sama, yaitu sebesar biaya perolehan yang disusutkan.
Apa yang dimaksud dengan penyusutan parsial? Penyusutan parsial adalah penghitungan dan pengakuan penyusutan untuk jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi (satu tahun). Penyusutan parsial ditentukan dengan mengalikan pecahan bulan yang dicakup dalam penyusutan dibagi dua belas bulan. Contoh berikut menggunakan data yang sama persis dengan ilustrasi sebelumnya, kecuali bahwa pembelian aktiva tetap dilakukan pada tanggal 1 Oktober, bukan 1 Januari.
Pada tanggal 1 Oktober 2018, PT Oemar Bakrie membeli satu unit truk. Biaya perolehan truk itu Rp13.000, estimasi nilai residu Rp1.000, estimasi umur manfaat 5 tahun atau 100.000km. PT Oemar Bakrie menggunakan tahun fiskal yang berakhir tanggal 31 Desember.
Berdasarkan data tersebut, buatlah tabel penyusutan selama umur manfaat aset dan buatlah jurnal penyusutan untuk tahun 2018 dengan menggunakan metode garis lurus, metode unit aktivitas, dan metode saldo menurun!
Tabel penyusutan parsial dengan metode garis lurus disajikan sebagai berikut:
Perhatikan, pada tahun 2018 beban penyusutan untuk tiga bulan (Oktober – Desember) berjumlah Rp600 (Rp2.400 × 3/12).
Jurnal penyusutan untuk tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel penyusutan parsial dengan metode unit aktivitas disajikan sebagai berikut:
Penyusutan parsial dengan metode unit aktivitas dihitung dengan cara yang sama dengan penyusutan tahunan, karena beban penyusutan ditentukan oleh unit aktivitas sesungguhnya, bukan oleh berlalunya waktu. Tabel di atas mengasumsikan bahwa selama periode Oktober – Desember, truk menempuh jarak 15.000km.
Jika pada akhir tahun 2022 umur manfaat dalam unit aktivitas telah habis disusutkan tapi truk masih digunakan hingga tahun 2023, pengakuan penyusutan tahun 2023 sudah tidak diperlukan lagi. Ingat, penyusutan adalah alokasi biaya.
Jurnal penyesuaian untuk menyusutkan aktiva tetap akhir tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel penyusutan parsial dengan metode saldo menurun disajikan sebagai berikut:
Perhatikan, penyusutan untuk tahun 2018 dihitung dengan asumsi satu tahun penuh dan kemudian dikalikan 3/12 karena beban penyusutan hanya diakui untuk periode parsial dari Oktober sampai dengan Desember. Penyusutan tahun berikutnya dilakukan dengan cara yang sama dengan contoh sebelumnya, sisa nilai buku dikalikan dengan tarif saldo menurun.
Pada tahun 2023, beban penyusutan adalah selisih nilai buku awal dengan estimasi nilai residu.
Regulasi pajak umumnya tidak mengharuskan penghasilan kena pajak dihitung menggunakan metode penyusutan yang sama dengan laporan keuangan komersial. Perusahaan mungkin saja menggunakan metode garis lurus di laporan keuangan komersial untuk memaksimumkan laba bersih dan menerapkan metode penyusutan dipercepat (misalnya saldo menurun) dalam menghitung penghasilan kena pajak.
Revisi penyusutan bisa berupa perubahan metode penyusutan, perubahan estimasi umur manfaat, atau perubahan estimasi nilai residu aktiva tetap. Sebagai contoh, pada saat perolehan suatu item peralatan diestimasi memiliki umur manfaat 5 tahun. Pada akhir tahun ketiga, manajemen memperpanjang niat menggunakan aktiva tetap itu 5 tahun lagi, sehingga umur manfaat yang semula tersisa 2 tahun lagi, menjadi tersisa 5 tahun dengan total umur manfaat menjadi 8 tahun.
Standar akuntansi keuangan (PSAK 16) mengharuskan revisi penyusutan hanya diterapkan sejak periode dilakukannya perubahan hingga periode-periode selanjutnya (dianggap perubahan estimasi). Revisi penyusutan tidak diperlakukan secara retrospektif, dalam arti tidak perlu menyajikan kembali laporan keuangan periode-periode sebelum terjadinya revisi. Revisi penyusutan juga dianggap sebagai kejadian yang normal, tidak dianggap sebagai kesalahan (error).
Pada tanggal 1 Januari 2018, PT Oemar Bakrie membeli satu unit truk. Biaya perolehan truk itu Rp13.000, estimasi nilai residu Rp1.000, estimasi umur manfaat 5 tahun atau 100.000km.
Pada tanggal 1 Januari 2021, PT Oemar Bakrie memutuskan untuk memperpanjang satu tahun estimasi umur manfaat truk itu karena kondisinya yang masih sangat baik.
Selama ini PT Oemar Bakrie menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan truk tersebut, dan nilai bukunya per 1 Januari 2021 adalah Rp5.800 (Rp13.000 – Rp7.200).
Berapakah jumlah beban penyusutan untuk tahun 2021?
Dengan estimasi semula, sisa umur manfaat aktiva tetap per 1 Januari 2021 (awal 2021) adalah 2 tahun lagi (2021 dan 2022). Perpanjangan satu tahun berarti sisa umur manfaat menjadi 3 tahun.
Nilai buku per 1 Januari 2021 adalah Rp5.800 dan estimasi nilai residu tidak berubah, yaitu Rp1.000, sehingga beban penyusutan tahunan setelah revisi adalah Rp1.600 ([Rp5.800 – Rp1000] ÷ 3).
Jurnal penyusutan untuk tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya adalah:
Perhatikan, dengan metode garis lurus beban penyusutan jumlahnya sama setiap tahun.
Comments
Post a Comment