Featured Post

Belajar pajak berbasis SPT 2024

Belajar pajak bukan hanya mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Pajak yang berlaku di suatu negara adalah suatu sistem, sistem perpajakan. Memahami sistem berarti Anda harus melihatnya sebagai bagian-bagian yang saling berhubungan, siapa saja pihak yang terlibat, serta tujuan akhir yang ingin dicapai. Ketentuan pajak juga merupakan norma hukum yang harus dipatuhi dan memiliki konsekuensi berupa sanksi, bahkan hingga hukuman pidana, bagi yang melanggarnya. Materi yang WSD berikan di sini dimaksudkan untuk berpihak kepada Anda sebagai Wajib Pajak. Cakupan materi dilengkapi secara inkremental dan dimutakhirkan setiap saat. Anda akan mendapati satu entry baru setiap hari. Semoga bermanfaat. WSD kembali menyelenggarakan Brevet Pajak dan Kursus Akuntansi Praktis! Hubungi admin (WhatsApp) untuk info lebih lanjut. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan NPWP: nomor pokok wajib pajak NPWP orang pribadi PKP: pengusaha kena pajak Pajak penghasilan orang pr

Theory of cognitive moral development (CMD) – perkembangan moral kognitif

Kohlberg - theory of cognitive moral developmentBerbeda dengan rerangka filsafat moral yang hanya mengevaluasi sikap sadar terhadap perilaku etis, teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral developmentCMD) bergerak lebih dalam ke lapisan bawah sadar jiwa manusia.

Teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) menekankan kepada proses berpikir moral (moral thought process), apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika (Mintchik & Farmer, 2009).

Piaget (1932) adalah peneliti pertama yang mengemukakan konsep perkembangan moral (moral development) dalam monografnya, The Moral Judgment of a Child.

Lebih lanjut, teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) modern telah melahirkan nama Lawrence Kohlberg (Kohlberg et al., 1984), yang pada tahun 1950an memperluas gagasan Piaget sehingga mencakup penalaran remaja dan orang dewasa.

Di awal masa hidupnya, Kohlberg ikut serta dalam perpindahan ilegal orang-orang Yahudi yang selamat dari pembunuhan massal dari Eropa ke Palestina. Pengalaman itu memaksa rasa ingin tahunya atas beragam isu moral, misalnya perbedaan karakter antara orang-orang di Nazi Jerman yang membantu Yahudi meskipun berisiko kehilangan nyawa dengan orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan massal.

Selanjutnya, isu perbedaan pertimbangan moral yang ditentukan secara kognitif (the issue of cognitively defined differences in moral judgment) menjadi titik sentral dari upaya-upaya akademik Kohlberg dan terungkap dalam teorinya mengenai perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD).

Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap hirarkhis yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional (tahap 1 dan 2), konvensional (tahap 3 dan 4), dan pascakonvensional (tahap 5 dan 6).

Proposisi yang mendasari teori Kohlberg ini adalah: keputusan iindividu mengenai perilakunya berasal dari kemampuan individu itu untuk menganalisis kewajiban-kewajiban moralnya (Emler, Tarry and James, 2007).

Pada tingkatan prakonvensional, individu mempersepsikan aturan dan ekspektasi sosial sebagai hal-hal di luar dirinya; rasa takut akan hukuman adalah motivasi utama untuk mengikuti aturan-aturan sosial pada tahap ini.

Pada tingkat konvensional, individu mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok sosial dan menginternalisasi aturan-aturan kelompok serta ekspektasi-ekspektasi dari orang lain di dalam kelompok, terutama orang yang memiliki autoritas. “

Pada tingkat pascakonvensional, seseorang mendiferensiasi self-esteem-nya dari aturan-aturan dan ekspektasi orang lain serta menentukan nilai-nilai pribadi terkait dengan prinsip-prinsip yang dipilihnya sendiri” (Wright, 1995, p. 17).

Sepanjang hidupnya, seorang individu berinteraksi dengan dunia luar dan bergerak setahap demi setahap menuju tingkatan-tingkatan moral yang lebih tinggi. Meskipun pertumbuhan moral seorang individu akan meningkat, laju peningkatannya tidak dapat dipastikan; tidak semua orang mencapai tahap konvensional, dan bahkan lebih sedikit yang bisa mencapai tahap pascakonvensional. Perbedaan tahapan perkembangan moral yang dicapai oleh setiap individu inilah yang mendasari perbedaan tingkah laku dan sikap (e.g., Kohlberg and Candee, 1984; Rest, Narvaez, Bebeau, and Thoma, 1999)..

Untuk menilai tahap perkembangan moral individu, Kohlberg menciptakan suatu metodologi wawancara yang dikenal dengan Moral Judgment Interview (Colby and Kohlberg, 1987).

Komentar

  1. Mohon maaf, beberapa komentar tidak dipublikasi. Oke, saya memang telah menghapus atribut 'nofollow' dari template. Saya juga berkepentingan dengan partisipasi aktif Anda.

    Satu-satunya yang saya minta adalah, komentar Anda harus nyambung (relevan). Komentar yang semata-mata untuk memperoleh backlink, ucapan terima kasih yang tdk nyambung, dsb, saya anggap sebagai spam. Intinya, nyambung (relevan), boleh in English atau dalam bahasa Indonesia.

    Thanks,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download PSAK terbaru | PDF | exposure draft

Contoh jurnal penjualan dan pertukaran aktiva tetap

Contoh jurnal dan cara menghitung PPh pasal 22