Featured Post

Belajar pajak berbasis SPT 2024

Belajar pajak bukan hanya mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Pajak yang berlaku di suatu negara adalah suatu sistem, sistem perpajakan. Memahami sistem berarti Anda harus melihatnya sebagai bagian-bagian yang saling berhubungan, siapa saja pihak yang terlibat, serta tujuan akhir yang ingin dicapai. Ketentuan pajak juga merupakan norma hukum yang harus dipatuhi dan memiliki konsekuensi berupa sanksi, bahkan hingga hukuman pidana, bagi yang melanggarnya. Materi yang WSD berikan di sini dimaksudkan untuk berpihak kepada Anda sebagai Wajib Pajak. Cakupan materi dilengkapi secara inkremental dan dimutakhirkan setiap saat. Anda akan mendapati satu entry baru setiap hari. Semoga bermanfaat. WSD kembali menyelenggarakan Brevet Pajak dan Kursus Akuntansi Praktis! Hubungi admin (WhatsApp) untuk info lebih lanjut. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan NPWP: nomor pokok wajib pajak NPWP orang pribadi PKP: pengusaha kena pajak Pajak penghasilan orang pr

Akuntansi lindung risiko (hedge accounting)

Hedge accounting adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas instrumen hedging dan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.

Unsur-unsur aktivitas hedging

Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging:

  • Instrumen hedging. Instrumen hedging mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.
  • Item yang dilindungi. Item yang dilindungi (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.

IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging:

Perlakuan akuntansi

Hedge accounting mengaitkan perlakuan akuntansi untuk (1) instrumen hedging dengan (2) item yang dilindunginya sehingga kompensasi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dapat diakui dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Secara umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas hedging dapat dikelopokkan menjadi dua kategori perlakuan:

  • Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya (perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
  • Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan investasi netto dalam operasi luar negeri).

Kriteria hedge accounting

Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi mana yang digunakannya.

Untuk menghindari penyalahgunaan, IAS 39 membatasi penggunaan hedge accounting. Hedge accounting boleh diterapkan apabila kondisi-kondisi khusus berikut ini terpenuhi:

  • Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas dalam dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen risiko yang melandasi aktivitas hedging.
  • Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
    • Aktivitas hedging diharapkan akan sangat efektif dalam menyeimbangkan (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas terkait risiko yang dilindunginya (efektivitas prospektif).
    • Efektivitas hedging dapat diukur secara andal (reliable).
    • Efektivitas hedging dievaluasi secara berkelanjutan untuk semua periode pelaporan yang tercakup dalam rentang waktu ditetapkannya hedging.
  • Untuk lindung arus kas atas transaksi di masa depan, kemungkinan terjadinya transaksi yang dilindungi harus sangat tinggi dan transaksi itu harus berisiko, rentan terhadap variasi arus kas yang akan mempengaruhi laba/rugi perusahaan.

Dokumentasi hedging harus mengidentifikasi hal-hal berikut:

  • Instrumen hedging yang digunakan
  • Item yang dilindungi
  • Risiko apa yang dilindungi
  • Bagaimana entitas mengevaluasi efektivitas hedging.

Dalam situasi apa perusahaan ingin menerapkan hege accounting?

Entitas akan menggunakan hedge acounting untuk menghindari kesalahan penandingan (mismatching) dalam pengakuan keuntungan atau kerugian terkait transaksi. Apabila perusahaan menggunakan derivatif (atau instrumen lainnya), yang diukur dengan nilai wajar, untuk melindungi suatu asset atau kewajiban, yang diukur dengan basis cost atau amortized cost atau tidak diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis pengukuran yang berbeda untuk instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacam ini tidak akan mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana mestinya.

Ketentuan akuntansi yang lain umumnya memasukkan perubahan nilai wajar derivatif dalam laporan laba-rugi, tetapi tidak memasukkan perubahan nilai wajar item yang dilindunginya.

Ketika suatu entitas menggunakan derivatif (atau instrumen lainnya), yang diukur dengan nilai wajar, untuk melindungi transaksi di masa depan, entitas itu mungkin lebih memilih untuk menangguhkan pengakuannya atas perubahan nilai wajar derivatif itu hingga transaksi yang dilindunginya mempengaruhi laba/rugi

Baca juga:

Komentar

  1. Apabila perusahaan menggunakan derivatif (atau instrumen lainnya), yang diukur dengan nilai wajar, untuk melindungi suatu asset atau kewajiban, yang diukur dengan basis cost atau amortized cost atau tidak diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis pengukuran yang berbeda untuk instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacam ini tidak akan mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana mestinya.


    Inti dari kalimat tsb apa Mas? Saya bingung menafsirkannya. Kepanjangan hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mau tanya, klo kita mau tau perusahaan itu melakukan hedging atau tidak, itu diketahui nya dari mana ya ? terima kasih

      Hapus
  2. maaf mau tanya, kalau kita mau tau perusahaan itu melakukan hedging atau tidak, darimana ya kita tau nya. terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download PSAK terbaru | PDF | exposure draft

Contoh jurnal penjualan dan pertukaran aktiva tetap

Contoh jurnal dan cara menghitung PPh pasal 22